Hari ini, Kamis 19 September 2013, akan menjadi hari yang teramat penting bagi BlackBerry. Bukan sekadar meluncurkan BlackBerry Messenger (BBM) lintas platform semata, namun juga menjadi tonggak sejarah penting untuk menentukan hidup-matinya perusahaan.
Bukan rahasia lagi, kalau nasib BlackBerry tengah di ujung tanduk. Dari sisi kinerja perusahaan, rapor perusahaan yang dulunya bernama Research in Motion (RIM) ini tak bisa dibilang memuaskan.
Peluncuran sejumlah handset dengan platform baru BlackBerry 10 pun nyatanya tak banyak menolong. Terlebih sejak vendor Kanada ini membuat kabar mengejutkan, BBM dilepas ke iOS dan Android. Tak pelak, penjualan handset pun langsung mandeg.
Maka tak heran jika kemudian BlackBerry membentuk komite khusus untuk menyelamatkan perusahaan, dengan opsi terburuk: menjualnya. Apapun pilihan yang diambil, jelas akan sangat menentukan.
Itu sebabnya, banyak yang menilai, tanggal 19 September akan menjadi pertaruhan hidup-matinya BlackBerry. Dari wacana liar yang beredar, BlackBerry akan membentuk divisi khusus untuk BBM, yang nantinya akan menjadi cikal bakal perusahaan baru, setelah terpisah dari divisi handset.
Sementara divisi handsetnya sendiri, kemungkinan besar akan dijual. Beberapa perusahaan disebut jadi calon pembeli potensial. Sebut saja Lenovo, Facebook, Amazon, Huawei, dan Samsung, atau bahkan Microsoft.
Semua masih rumor. Meski begitu, kekhawatiran akan nasib BlackBerry begitu jelas terlihat dari makin anjloknya harga jual handset BlackBerry di pasaran. Mungkin bisa dicek di toko-toko ponsel, berapa banyak pengguna yang coba menjual BlackBerry miliknya sebelum makin anjlok harganya setelah BBM tersedia di iPhone maupun ponsel Android.
Managing Director BlackBerry Indonesia, Maspiono Handoyo, hanya bisa senyam-senyum saat dikonfirmasi. Ditanya soal perusahaan yang mau dijual, sampai soal BBM lintas platform, ia mendadak silent period. Ia pun hanya tertawa saat dicandai apakah besok menjadi hari terakhir BlackBerry jualan handset.
"Saya belum boleh bicara sampai besok. Namun, apapun yang terjadi di pusat, di Indonesia kami tetap fokus dan commit untuk melakukan business as usual, dan mendukung partner serta pengguna kami," pungkasnya di Nine Ball Thamrin, Jakarta,
Sumber