Status tanggap darurat pasca banjir bandang di kota Manado berakhir pada 29 Januari 2013 kemarin. Namun karena kondisi kota yang belum pulih, pemerintah kota Manado memperpanjang masa tanggap darurat hingga 2 pekan ke depan.
"Saya telah mengambil keputusan, karena masih banyak wilayah yang harus dibersihkan, banyak warga yang belum bisa kembali. Kami memutuskan menambah masa tanggap darurat selama 14 hari hingga 12 Februari 2014," ujar Wali Kota Manado, Vecky Lumentut kepada rombongan media di sela-sela kegiatan 'Get Inspired' yang digelar BBC Indonesia di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (29/1/2014).
Vecky memaparkan, bencana banjir bandang pada 15 Januari 2014 lalu telah merendam 9 kecamatan dari total 11 kecamatan di kota Manado dengan ketinggian bervariasi antara 1 sampai 4 meter. Kelurahan terdampak sebanyak 56 dari 87 kelurahan.
Jumlah penduduk Manado mencapai 536 ribu jiwa. Warga yang terkena dampak sebanyak 87 ribu jiwa dengan 24 ribu KK.
Sebanyak 840 rumah hilang, 10.847 rumah rusak ringan hingga berat. Untuk infrastruktur, sebanyak 111 gedung sekolah terendam, 99 di antaranya rusak berat. Selain itu, 27 masjid, 29 gereja, dan 4 Kelenteng terendam. 5 Pasar tradisional rusak, 32 km panjang jalan rusak, serta 2 jembatan ambruk.
Bencana ini, lanjut Vecky, juga menyisakan gunungan sampah yang menumpuk di sudut-sudut kota. Total sampah akibat banjir bandang ini mencapai 100 ribu ton. Namun yang baru berhasil dibersihkan selama 2 pekan ini sebanyak 20 ribu ton.
"Saya mengatakan kalau saya dengan kemampuan pemerintah kota, kami tidak mampu mengembalikan kondisi masyarakat kepada kondisi semula. Karena itu kami sangat butuh bantuan, khususnya dari pemerintah pusat," pungkasnya.
Sumber