Ir. Joko Widodo merupakan seorang politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang saat ini menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, bahkan hingga di dunia maya, saat ia berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Pria yang akrab dipanggil Jokowi ini, mempunyai cerita tersendiri sehingga dia dipanggil dengan nama tersebut. Menurutnya, nama Jokowi merupakan pemberian nama dari langganan membelnya di Prancis, Micl Romaknan. Pelanggan itu sengaja memberikan nama Jokowi karena banyak sekali nama eksportir mebel kayu bernama depan Joko dan panggilan nama itu terpampang di kartu namanya.
Belakangan Jokowi mengecek nama Joko Widodo di Solo ternyata hanya ada 16 orang. Jokowi dilahirkan di Surakarta, 21 Juni 1961, dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo. Semasa kecil dia mengalami masa sulit sehingga membuatnya harus membantu orang tua dengan berdagang, mengojek payung, hingga menjadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah serta uang jajan.
Disaat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, Jokowi memilih untuk tetap berjalan kaki. Bahkan di masa kanak-kanak ini, Jokowi mengalami tiga kali penggusuran yang nantinya mempengaruhi cara berpikir dan kepemimpinannya kelak menjadi Wali Kota Surakarta saat menertibkan pemukiman warga.
Kepandaian dibidang akademis membuat Jokowi bisa diterima di jurusan kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada (UGM) dan lulus pada tahun 1985. Kesempatan ini dimanfaatkannya mempelajari struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya, untuk terus menggali potensi sebagai pengerajin kayu yang diwarisi ayahnya sejak kecil.
Selepas kuliah, Jokowi bekerja di BUMN, namun tak lama memutuskan keluar dan memulai usaha dengan menjaminkan rumah kecil satu-satunya pada tahun 1998. Usaha yang dijalani dengan kejujuran dan kerja kerasnya, membuatnya menjadi salah satu eksportir mebel dan bisa membawanya keliling eropa untuk membuka mata serta pikiran.
Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasi Jokowi untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Dia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya.
Karir politiknya dimulai ketika dua mencalonkan diri sebagai Calon Wali Kota Solo periode 2005-2010, awalnya banyak orang yang meragukan Jokowi, bahkan keraguan masih ditunjukkan ketika beliau terpilih. Namun, setahun setelah dia memimpin banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: Jokowi mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat.
Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006.
Langkah besar lain yang diambil oleh Jokowi adalah menetapkan persyaratan bagi para investor untuk memperhatikan kepentingan publik dan tidak segan untuk menolak mereka jika tidak bisa mengikuti peraturan yang ada dalam kepemimpinan Jokowi. Nama Surakarta kembali menjadi perbincangan ketika para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo ini berhasil merakit mobil yang diberi nama Esemka. Jokowi sangat mendukung hasil yang membanggakan ini dengan ikut mengendarai mobil Esemka tersebut.
Atas prestasi yang ditorehkan di Solo itu, Jokowi kemudian ditunjuk PDIP untuk ikut bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2012 berpasangan dengan Basuki Tjahja Purnama. Mereka berdua pun menjadi pemenang setelah diputaran kedua mengalahkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli.
Baru beberapa saat setelah dilantik, Jokowi pun langsung membuat beberapa gebrakan seperti meluncurkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarat.
Keberhasilannya di Solo dan Jakarta ini, tak ayal membuat publik menginginkannya menjadi calon presiden (capres) 2014. Bahkan, hasil beberapa lembaga survei sudah membuktikan popularitas dan elektabilitas Jokowi sangat tinggi dibandingkan calon-calon lainnya.
Pendidikan
- SMP Negeri 1 Surakarta
- SMA Negeri 6 Surakarta
- Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada
Karir
- Pengusaha mebel dan pertamanan
- Wali Kota Surakarta (2005-2010) dan (2010-2012)
- Gubernur Jakarta (2012-2017)
Sumber