Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. Namun banyaknya orang yang terkena DBD justru membuat banyak orang menjadi kurang peduli. Padahal penyakit ini bisa mematikan. Untunglah setelah diingatkan dalam berbagai kampanye, kesadaran masyarakat meningkat. Mereka semakin paham nyamuk penyebab DBD suka air bersih dan pakaian hitam.
"Kami telah mencapai tingkat di mana publik merasa cuek dengan demam berdarah karena penyakit tersebut dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari mereka," tutur Husein Habsyi, SKM., MHComm, Wakil Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) dalam keterangan tertulis
Oleh karena itu, tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan. Tidak hanya sekadar itu, untuk memerangi DBD masyarakat juga perlu melakukan aksi guna memberantas nyamuk Aedes aegypti. Dinas Kesehatan Jakarta bersama SC Johnson serta Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia melakukan kampanye guna meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam memerangi DBD.
Hal ini dilakukan dengan melaksanakan kegiatan Jumat Bersih yaitu melakukan pemberantasan sarang nyamuk selama 30 menit. Kegiatan tersebut adalah kunci untuk mengurangi kejadian demam berdarah di rumah dan lingkungan sekitar.
"Oleh karena itu kita perlu mensinergikan upaya yang dimiliki untuk mencapai hasil nasional dan seseorang harus menjadi motor penggerak. Ini adalah inti kampanye sukses seperti LawanDB," ujar Husein.
Setelah melakukan kampanye mulai dari Mei sampai Juli 2013, kampanye ini berhasil mencangkup dan menstransfer edukasi kepada kurang lebih 8.750 rumah tangga. Hasil kampanye Lawan DB menunjukkan angka peningkatan partisipasi dan pengetahuan masyarakat.
Angka menunjukkan bahwa masyarakat yang mengerti nyamuk Aedes aegypti bersembunyi di balik pakaian warna gelap yang bergantung, sudah meningkat dari hanya 78 persen menjadi 91 persen.
Selain itu, 41 persen sudah tahu bahwa nyamuk ini berkembang biak melalui air bersih. Serta terjadi peningkatan bertahap melalui partisipasi masyarakat dalam membersihkan semua tempat penampungan air di sekitar rumah mereka.
Pada keterangan tertulis yang sama, Ahli Kesehatan Perkotaan, Universitas Atma Jaya, Prof Carles Suryadi, MPH, mengatakan "Terdapat beberapa tahapan agar masyarakat mau mengubah perilaku mereka. Untuk hal ini, masyarakat sendiri perlu menciptakan lingkungan yang mendukung."
Sumber