Ahmad Dzaki MA
Ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang shaum Ramadhan diakhiri dengan kalimat La'allakum tattaquun artinya agar kalian bertaqwa.
Hal ini karena shaum Ramadhan adalah medan edukasi bagi setiap muslim agar selama Ramadhan jiwanya tertempa dan terdidik sehingga ketika Ramadhan usai, mereka semua menjadi orang yang bertaqwa.
1 Syawal 14334 H, adalah medan awal perjuangan hidup setelah satu bulan mengikuti madarasah Ramadhan , bekal yang selama Ramadhan didapat dan diraih adalah modal untuk dapat mengarungi kehidupan selama 11 bulan ke depan.
Sanggupkah kita menghadapi dinamika kehidupan berikutnya? Dapatkah kita berkompetisi dengan orang lain dalam meraih kebaikan? Ataukah kita berkompetisi dalam kejelekan? Semua itu kembali kepada modal awal kita yang didapat dalam bulan suci Ramadhan.
Setiap orang menginginkan menjadi orang yang bertaqwa pascaRamadhan, yang menurut Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 134 dijelaskan orang yang bertaqwa itu memiliki tiga kriteria yaitu: Pertama, menahan amarah (emosi).
Hal ini tentu saja merupakan natijah (result) dari ibadah shaum Ramadhan, orang yang dapat meredam amarahnya (emosinya) adalah orang yang melaksanakan shaumnya dengan baik, karena ia dapat menahan emosinya dengan baik.
Kedua, memaafkan kesalahan orang. Pada hari Raya Idul Fitri semua orang saling memaafkan kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Orang tua memaafkan anak, anak meminta maaf kepada kedua orang tuanya, saudara memaafkan saudaranya, tetangga memaafkan tetangganya, dan seterusnya.
Intinya semua umat Islam kembali fitrah (suci), tidak ada satupun noda dosa , semuanya lebur dengan saling memaafkan.
Ketiga, berbuat baik kepada sesama manusia. Orang yang bertaqwa yang dalam dirinya sudah tidak ada noda dan dosa, akan tercermin dalam perbuatannya ataupun dalam tutur katanya.
Yang dilakukan selalu hal yang baik, yang terucap dari mulutnya selalu perkataan yang baik-baik saja, sehingga hal tersebut dapat memberikan teladan bagi orang lain untuk dapat meniru perbuatannya.
Dengan demikian dia dapat memberikan pengaruh positif bagi lingkungannya dan bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.
Hal inilah yang menurut Rasulullah saw : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain."
Ketiga hal tersebut termaktub dalam QS Ali Imran : 134, yg artinya, "dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang , dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
Mudah-mudahan dengan berakhirnya Ramadhan, kita termasuk orang-orang yang dapat menahan amarah, dan kita termasuk orang yang dapat memaafkan kesalahan orang lain serta dapat memberikan teladan kepada orang lain dalam berbuat kebaikan. Semoga kita semua menjadi manusia yang bertaqwa, manusia yang lulus dalam madrasah ramadhan, amin.
Sumber